Jumat, 26 April 2013

Artikel kesehatan dan tips kecantikan


INILAH MANFAAT BUAH SIRSAK

Siapa yang tidak mengenal buah satu ini? Sirsak (Annona muricata) adalah salah satu buah yang populer di Indonesia. Pohon sirsak sendiri bisa tumbuh dimana saja baik yang berair maupun dengan sedikit air. Namun sirsak tetap membutuhkan bantuan manusia selama proses penyerbukan agar mendapatkan hasil yang maksimal.



  • Buah berdaging putih ini, selain dikenal rasanya yang enak, manfaatnya tidak bisa dianggap remeh. Manfaat sirsak salah satunya adalah dapat membunuh sel kanker. Sirsak sendiri mengandung beberapa kandungan yang penting seperti kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi serta vitamin A, B, dan C. Dari kandungan-kandungan tersebut, tentu kita bisa tahu betapa besar sekali manfaat buah sirsak ini.

  • Sirsak Mengobati Kanker?

  • Ada beberapa publikasi yang mendukung bahwa sirsak dapat membantu mengobati berbagai penyakit ganas, termasuk kanker. Berikut ini diantaranya.

  • 1. Pada tahun 1976, National Cancer Institute melakukan penelitian ilmiah pertama mengenai manfaat dari buah sirsak. Hasilnya mereka menyimpulkan bahwa batang dan daun sirsak dapat membantu menghancurkan sel-sel ganas, termasuk sel kanker.

  • 2. Catholic University of South Korea melakukan studi tentang manfaat sirsak dan dipublikasikan melalui Journal of Natural Product. Meraka menemukan bahwa senyawa kimia yang terkandung dalam sirsak, efektif untuk memnghancurkan sel kanker usus besar serta 10.000 kali bersifat seperti obat kemoterapi. Selain itu senyawa kimia ini diketahui selektif dalam memilih sel target sehingga tidak membahayakan sel yang sehat.

  1. 3. 20 tes laboratorium seperti dilansir oleh vine-uk.com menemukan bahwa kandungan sirsak efektif untuk membunuh sel-sel kanker namun tidak merusak sel-sel sehat. Tercatat ada 12 jenis kanker, termasuk kanker usus besar, paru-paru, prostat, payudara dan kanker pankreas, yang dapat dibunuh selnya oleh kandungan dari buah sirsak. Selain itu buah berkulit hijau ini juga bermanfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mencegah infeksi.
  • 4. dr Hardhi, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI), menyatakan bahwa sirsak mengandung senyawa polifenol, saponin dan bioflavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Berbeda dengan herbal lainnya, sirsak tidak membahayakan sel-sel yang sehat, melainkan hanya membunuh sel abnormal yang merusak seperti sel kanker.

  • 5. Suku Indian dari Amerika menggunakan sirsak termasuk daun, batang, buah, dan bijinya untuk mengobat berbagai penyakit seperti jantung, asma, gangguan hati, dan arthritis, selama 'berabad-abad'. 
  • MANFAAT SIRSAK
  • Setidaknya masih diperlukan penelitian lebih lanjut lagi mengenai manfaat sirsak ini, apakah sirsak sepenuhnya dapat menggantikan pengobatan kemoterapi atau tidak. Pada akhirnya, mencegah tetap lebih baik daripada mengobati. Yuk, rajin konsumsi sirsak mulai hari ini!
  • sumber: detik dan googling


Ketika UN Masih menjadi Penentu Kelulusan


Jika ada pertanyaan kebijakan pendidikan apa yang paling kontroversial di Indonesia saat ini? Tampaknya  sebagian besar orang akan menunjuk pada dua kata yaitu Ujian Nasional.  Memang, sejak kelahiranya tahun 2005, di masyarakat (umum, praktisi maupun teoritisi pendidikan), kebijakan Ujian Nasional senantiasa menjadi bahan perdebatan yang tajam. Di satu sisi, ada sebagian pihak yang mendukung dan sebagian lagi ada yang jelas-jelas menentang kehadiran,  tentu dengan argumentasinya masing-masing.
Kelompok pendukung ujian nasional pada umumnya menganggap bahwa ujian nasional masih diperlukan, terutama untuk kepentingan pengendalian mutu pendidikan secara nasional dan penegakan akuntabilitas pengelola dan penyelenggara pendidikan. Sementara, dari pihak yang menolak kehadiran Ujian Nasional menganggap bahwa kehadiran Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan telah banyak madlaratnya dari pada manfaatnya, baik dilihat dari sisi psikologis, ekonomis, yuridis dan terutama pedagogis. [lihat tulisan ini:Kemdikbud, lakukan reposisi terhadap Ujian Nasional!]
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan PGRI pada tahun 2012 menunjukkan bahwa sebagian besar guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah menganggap kebijakan ujian nasional (UN) tidak tepat.  Sebanyak 28,57 persen, guru menganggap UN sebagai kebijakan yang tidak tepat, dan 42,86 persen sangat tidak tepat.  Kepala sekolah menganggap kebijakan UN tidak tepat 26,15 persen, dan 49.23 persen menganggap kebijakan UN sangat tidak tepat. Adapun pengawas sekolah sebanyak 27 persen menganggap kebijakan UN tidak tepat dan sangat tidak tepat 41,77 persen. Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Sulistiyo, bahwa munculnya pesepsi dari ketiga unsur praktisi pendidikan tersebut disebabkan karena Ujian Nasional tidak berhasil meningkatkan semangat belajar, menimbulkan kecurangan, menimbulkan ketegangan murid, dan menanamkan mental koruptif pada anak. (Kompas.com, 16-04-2013).
Untuk meredusir polemik dan masalah yang berkaitan dengan penyelenggaraan Ujian Nasional ini,  sejak tahun 2011 pemerintah telah berkompromi dengan menetapkan “sharing”  kontribusi penentuan kelulusan siswa menggunakan formulasi : 40% nilai sekolah dan 60% nilai ujian nasional. Tetapi ketentuan ini tampaknya belum menjadi obat mujarab, malah beresiko memunculkan masalah baru dalam bentuk praktik penggelembungan (bubble) nilai siswa, yang tidak menggambarkan kemampuan sebenarnya.
Dalam pandangan saya, ketika sekolah memaksakan dan dipaksakan (oleh  para pemaksa) untuk fokus pada ujian nasional dan menjadikan ujian nasional sebagai tujuan, maka secara langsung atau tidak langsung di sana akan terjadi pengikisan keutuhan makna pendidikan. Proses pendidikan tidak lagi dipandang sebagai proses pemanusiaan manusia, tetapi sudah tergelincir dan terjebak pada proses dehumanisasi dan domistikasi guna mencapai target keberhasilan kognitif semata atau mungkin target di luar kepentingan pendidikan itu sendiri. Lebih parah lagi, ketika ujian nasional masih selalu diwarnai dengan berbagai kecurangan yang sistemik dan disengaja [lihat tulisan ini, Oh, UN itu Begini?], maka anak-anak kita sesungguhnya telah kehilangan dua hal penting dalam hidupnya, yaitu intelektual sekaligus moralnya.
<

Mengenal Bahasa Pemrograman Java


Sejarah Java

Java dipelopori oleh James Gosling, Patrick Naughton, Chris Warth, Ed Frank, dan Mike Sheridan dari Sun Microsystems, Inc pada tahun 1991. Mereka membutuhkan kurang lebih 18 bulan untuk membuat versi pertamanya. Bahasa ini pada awalnya disebut “Oak” tapi kemudian diubah menjadi “Java” pada tahun 1995 karena nama Oak telah dijadikan hak cipta dan digunakan sebagai bahasa pemrograman lainnya. Antara pembuatan Oak pada musim gugur 1992 hingga diumumkan ke publik pada musim semi 1995, banyak orang yang terlibat dalam desain dan evolusi bahasa ini. Bill Joy, Arthur van Hoff, Jonathan Payne, Frank Yellin, dan Tim Lindholm merupakan kontributor kunci yang mematangkan prototipe aslinya.

Java Modern

Java telah digunakan dalam banyak hal dan telah membuktikan keberadaannya pada abad ke 21. Saat ini, Java digunakan bermacam jenis aplikasi seperti aplikasi embedded, aplikasi keuangan, desktop, simulasi pesawat, pemrosesan citra, game, aplikasi perusahaan terdistribusi yang disebut J2EE dan masih banyak lagi.

Java Virtual Machine (JVM)

Java Virtual Machine merupakan aplikasi sederhana yang ditulis dalam bahasa C untuk mengeksi program yang ditulis dalam bahasa Java. Pada saat kompilasi (perubahan dari bahasa tingkat tinggi ke bahasa lebih rendah), program tersebut diubah menjadi KODE BYTE. Kemudian pada saat eksekusi, JVM membaca kode byte tersebu dan mengubahnya menjadi bahasa mesin yang dimengerti oleh sistem operasi tempat program tersebut dijalankan.

Karena JVM sangat bergantung pada platformnya (bahasa mesin merupakan bahasa level rendah yang hanya dimengerti oleh suatu mesin tertentu, misalnya Intel, tapi tidak dapat dimengerti oleh mesin lain, seperti Macintosh), byte code ini dapat dibuat untuk terbebas dari kungkungan platform tertentu. Code byte yang dihasilkan dalam proses kompilasi bahasa Java akan selalu sama untuk setiap sistem operasi atau jenis mesinnya, tetapi JVM akan mengubah kode byte tersebut menjadi bahasa mesin tujuannya.

Just In Time Compiler (JIT)

Meskipun Java didesain untuk diinterpretasi, secara teknis tidak ada yang menghalangi Java untuk dikompilasi menjadi bahasa mesin seperti bahasa-bahasa pemrograman lainnya. Sun menyediakan kompiler Just In Time Compiler (JIT) untuk mengkompilasi kode byte itu menjadi bahasa mesinnya pada saat yang bersamaan dengan eksekusinya. Walaupun demikian, pendekatan JIT ini menghasilkan kemampuan yang lebih dibandingkan dengan interpretasi biasa.